Kalo musim hujan seperti ini, saya
ingat dulu di pertengahan tahun 2003, sambil mengerjakan Tugas Akhir saya
diajak oleh LSM Srikandi untuk bergabung dalam proyek Sumur Resapan untuk
Menampung Air Hujan dan Limbah Rumah Tangga, di daerah Saya di Sleman Utara.
Karena daerah Saya terkenal sebagai penyedia air bersih bagi hampir seluruh
masyarak DIY.
Adapun maksud dari proyek ini, yaitu :
- Mengurangi aliran permukaan sehingga dapat mencegah / mengurangi terjadinya banjir dan genangan air.
- Mempertahankan dan meningkatkan tinggi permukaan air tanah.
- Mengurangi erosi dan sedimentasi
- Mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.
Karena air dari tampungan air hujan akan masuk kedalam
sumur tersebut dan tersaring, baik sebelum maupun sesudah masuk kedalamnya,
sehingga air dapat meresap ke dalam tanah. Coba bayngkan bilamana air dari
limbah rumah tangga dibiarkan terbuang dan masuk ke saluran air yang nantinya
akan digunakan untuk irigasi pertanian, maka yang terjadi adalah tingkat
kesuburan tanah akan berkurang, yang kemudian dapat menurunkan hasil pertanian. Dan bila air
hujan dibiarkan saja mengalir di atas permukaan, maka yang terjadi adalah erosi
yang akan menggerus lapisan tanah yang subur untukpertanian.
Saat ini Saya hidup di daeah Merakurak di Tuban, Jawa
Timur, yang memiliki kondisi yang hampir sama, yaitu sebagian besar lahannya
dipakai untuk pertanian, dan penyedia air bersih untuk penduduk Tuban dan di
tambah lagi dekat dengan laut. Selain dari yang saya sebut diatas, sumur
resapan ini juga dapat mencegah timbulnya infiltrasi air laut ke daratan, yang
nantinya akan mencemari air tanah di daratan
Dan bila kita lihat
dari segi siklus hidrologi, bahwa sebagian dari air yang menguap dan menjadi
hujan, adalah berasal dari penguapan air di permukaan tanah, sementara dengan
laju pembangunan saat ini, makin mengecilkan lahan-lahan untuk penyerapan air hujan
itu kembali ke tanah dan terlebih lagi konservasi air tanah melalui sumur-sumur
bor yang berlebihan akan menambah menyusutkan tinggi permukaaan air tanah
sehingga dapat mengakibatkan penurunan tanah dan terlebih lagi akan mengancam
pasokan air bersih bagi anak cucu kita di masa mendatang
Nah bagi perumahan yang berdiri diatas
tanah yang labil, yang mana akan mengalami keretakan atau pecah-pecah saat
musim kemarau sehingga dapat menimbulkan keretakan pada bangunan-banguna, maka
menurut para ahli sipil dan bangunan sumur resapan ini juga dapat mencegah hal
ini tanah akan selalu terjaga kelembapan dan elastisitasnya.
Adapun persyaratan menurut SNI No: 03- 2453-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Sumur
Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan dari Ditjen Cipta Karya Departemen
Pekerjaaan Umum, yaitu :
- Ukuran maksimum diameter 1,4 meter
- Ukuran pipa masuk diameter 110 mm
- Ukuran pipa pelimpah diameter 110 mm
- Ukuran kedalaman 1,5 sampai dengan 3 meter
- Dinding dibuat dari pasangan bata atau batako dari campuran 1 semen : 4 pasir tanpa plester
- Rongga sumur resapan diisi dengan batu kosong 20/20 setebal 40 cm
- Penutup sumur resapan dari plat beton tebal 10 cm dengan campuran 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil.
- Jarak penempatan sumur resapan air hujan terhadap bangunan adalah: (a) terhadap sumur air bersih 3 meter, sumur resapan tangki septik 5 meter dan terhadap pondasi bangunan 1 meter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar